Nama Anggota :
Rima Meiryanti 0215101129
Selma Putri 0215101157
Veronica Yashinta Pratiwi 0215101184
Rima Meiryanti 0215101129
Selma Putri 0215101157
Veronica Yashinta Pratiwi 0215101184
Pengertian Appreciative Inquiry
Kata appreciative sendiri
adalah kata yang memiliki dua makna sekaligus, bisa berarti sebuah
tindakan untuk menghargai, atau bisa juga berarti tindakan untuk
meningkatkan nilai. Mengacu pada pengertian yang diajukan diatas maka
apresiatif adalah :
- Untuk mengakui atau menghargai apa yang terbaik dari orang lain, dan dunia di sekitar kita.
- Untuk merasakan apa saja faktor-faktor yang menghidupkan, memberikan kesehatan, vitalitas dan keunggulan dalam sistem manusia.
- Untuk menegaskan apa yang menjadi kekuatan masa kini dan lampau, kesuksesan dan potensial.
- Untuk meningkatkan nilai.
Apresiasi adalah tindakan dengan memberikan penghormatan, dengan memberikan penilaian dan dengan rasa terima kasih.
Inquiry sama dengan tindakan untuk mengeksplorasi atau tindakan untuk menemukan sesuatu. Semangat yang diusung oleh proses inquiry
ini adalah semangat untuk belajar. Hal ini termasuk di dalamnya
tindakan untuk mengajukan sebuah pertanyaan; menjadi terbuka untuk
melihat potensi kemungkinan yang baru. Inquiry adalah proses belajar tidak hanya baik untuk organisasi saja, akan tetapi baik juga untuk individu.
Kekuatan yang dihasilkan dengan
menggabungkan dua kata diatas appreciative dan inquiry menurut Diana
Whitney (whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003, p.4)digambarkan
seperti perpaduan antara elemen oksigen dan hidrogen yang mampu
menghasilkan air yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, sama halnya
dengan perpaduan antara kata appreciative dan inquiry yang akan
menghasilkan kekuatan, ataupun efek percepatan dari perubahan sebuah
organisasi ataupun individu kearah perubahan yang positif.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan
appreciative inquiry memiliki 4 tahap yang harus dilalui untuk
mencapai ke arah perubahan yang positif, 4 tahap tersebut seringkali
dikenal dengan siklus 4-D yaitu discovery, dream, design dan destiny.
Selain keempat tahap tersebut, terdapat pula satu tahap awal, yang harus
dilalui dan tahap ini merupakan tahap kunci yaitu tahap pemilihan topik
yang afirmatif, sebagaimana semangat yang diusung oleh appreciative
inquiry yaitu semangat afirmatif dan mencari pengalaman yang terbaik
yang terdapat di masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang.
Melihat besarnya dampak yang diberikan
oleh appreciative inquiry membuat pendekatan ini dapat digunakan pada
berbagai bidang, tidak hanya terbatas pada perubahan organisasi saja. Penerapan appreciative inquiry dapat
dilakukan pada level apapun, mulai dari level individu, masyarakat,
organisasi bahkan hingga secara global.
Tahapan-Tahapan Appreciative Inquiry
Sebagaimana yang disebutkan diatas, bahwa
penerapan AI terdapat tahapan yang disebut dengan siklus 4-D.
Tahapan-tahapan ini didasarkan pada ide tentang sistem manusia, sebagai
individu, tim, organisasi ataupun anggota masyarakat selalu tumbuh dan
berubah sesuai dengan apa yang mereka pelajari (Whitney, Diana dan
Amanda Toorsten Bloom, 2003). appreciative inquiry bekerja dengan
berfokus pada yang menjadi potensi positif dari sebuah organisasi, atau
yang disebut dengan positive core (inti positif), dan dari energi-energi
positif tersebut dilepaskan untuk menjadi penggerak perubahan dalam
upaya mencapai kesuksesan (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom,
2003, p.6). Hal ini adalah sifat dasar yang penting dari sebuah
organisasi saat menjadi yang terbaik, orang dalam organisasi tersebut
mengumpulkan harapan tentang kekuatan yang nampak maupun tidak nampak
dari organisasi, kemampuan, sumber daya dan aset-aset.
Siklus 4-D digunakan untuk memfasilitasi
penemuan-penemuan pengalaman atau hal-hal yang terbaik ataupun kekuatan,
impian serta bagaimana kita dapat mewujudkan impian tersebut. Berikut
ini adalah diagram dari proses 4-D dalam pendekatan apprecciative
inquiry
A. Pemilihan Topik Affirmatif
Pemilihan topik yang affirmatif,
digunakan agar tetap fokus dalam proses-proses siklus 4-D yang
selanjutnya. Pemilihan topik yang teliti, mendalam, dan menginspirasi
adaah sangat penting perannya, untuk mendefinisikan arah dari proses
perubahan.
Kehidupan manusia berkembang seiring
dengan apa yang mereka pelajari, menentukan topik yang dapat merangkai
tujuan mau menjadi apa organisasi pada saat yang akan datang. ”Pemilihan
topik yang afirmatif hendaknya fokus pada budaya organisasi yang
meningkat, atau strategi dalam berhubungan” (whitney, Diana dan Amanda
Toorsten Bloom, 2003, p.132), tujuan dari pemilihan topik yang afirmatif
adalah agar proses transformasi organisasi, baik itu meliputi budaya
organisasi, maupun hubungan interpersonal dalam organisasi dapat fokus,
topik afirmatif yang dimaksud adalah akan menjadi seperti apa budaya
organisasi, hubungan interpersonal dalam sebuah organisasi pada saat
yang akan datang. Terdapat empat karakteristik dalam sebuah
topik, agar menjadi topik yang hebat:
- Topik adalah positif. Dinyatakan dalam bentuk yang afirmatif.
- Topik sangat diinginkan. Organisasi ingin tumbuh, berkembang dan meningkat.
- Topik merangsang belajar. Organisasi sesungguhnya sangat tertarik tentang dirinya sendiri, dan selalu ingin menjadi lebih berilmu pengetahuan dan cakap dalam bidangnya.
- Topik harus merangsang percakapan tentang keinginan-keinginan atau hasrat pada masa yang akan datang. Topik akan membawa kemana organisasi ingin pergi, dan menghubungkan dengan agenda perubahan organisasi.
Setelah menentukan topik atau fokus dari
agenda perubahan sebuah organisasi atau komunitas, maka langkah
selanjutnya adalah memasuki siklus 4-D dari appreciative inquiry, D yang
pertama adalah discovery.
B. Discovery.
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk
menemukan dan menghargai hal-hal apa yang menghidupkan, menggairahkan
individu pada pekerjaan dan organisasinya. Tahapan ini berfokus pada
cerita atau narasi positif yang merefleksikan suatu moment pengalaman
menarik terbaik pada level individu maupun organisasi (Dorieke Van Der
Haar, 2002, p.53). Dalam tahap ini adalah menggali lebih dalam mengenai
pengalaman – pengalaman yang terbaik yang telah dialami,
pengalaman-pengalaman yang ”menghidupkan”, atau menggairahkan, serta
menggali lagi lebih dalam faktor – faktor apa saja yang menyebabkan
pengalaman tersebut terjadi, atau faktor – faktor yang menyebabkan
keberhasilan.
Lebih lanjut Whitney, Diana dan Amanda
Toorsten Bloom (2003), menyebutkan terdapat beberapa tahapan dalam
melakukan proses discovery, yaitu:
- Menyusun pertanyaan wawancara apresiatif.
- Mengembangkan panduan wawancara
- Menyusun rencana wawancara
- Mengkomunikasikan strategi inquiry.
- Melatih pewawancara.
- Melakukan wawancara apresiatif
- Menyebarkan cerita dan pengalaman terbaik.
- Memberi makna dan membuat peta inti kekuatan (positive core).
C. Dream
Setelah melakukan eksplorasi tentang
kekuatan, pengalaman-pengalaman terbaik maka tahap D yang selanjutnya
adalah membayangkan masa yang akan datang atau biasa disebut dengan
Dream. Tahapan dream adalah mengajak organisasi atau masyarakat untuk
memperkuat apa yang menjadi inti kekuatan (positive core) dengan
membayangkan kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang yang
telah dibangkitkan pada tahapan discovery (Cooperrider, dkk. 2005, p.
112).
Sebagaimana dalam prinsip antisipatory,
bahwa sistem manusia bisa digambarkan seperti tumbuhan. Secara
instingtif mereka akan tumbuh menuju apa yang disebut dengan ”cahaya”,
dimana hal tersebut merupakan gambaran kolektif mereka tentang masa
depan. (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003).
D. Design
Dalam fase Design pada appreciative
inquiry merupakan kunci untuk meneruskan proses perubahan yang positif
dan merupakan respon terhadap apa yang menjadi hal yang paling positif
dari organisasi pada masa sebelumnya dan potensi tertingginya.
(Cooperrider, dkk, 2005).
Tujuan dari disain organisasi adalah
untuk memberikan bentuk ekspresi dari kreativitas manusia dan nilai, dan
untuk merealisasikan aspirasi manusia. Disain organisasi merupakan
ekspresi dari nilai yang diwujudkan melalui struktur, sistem, strategi,
hubungan, aturan, kebijakan, prosedur, produk, dan pelayanan. (Whitney,
Diana dan Amanda Toorsten Bloom , 2003).
E. Destiny
Fase ini merupakan fase terakhir dalam
fase 4-D pada appreciative inquiry, yang biasa disebut dengan fase
destiny (seringkali disebut dengan delivery). Tujuan dari fase destiny
ini adalah untuk memastikan bahwa dream atau apa yang menjadi impian
bersama dapat direalisasikan. Fase destiny adalah representasi dari
kesimpulan fase-fase sebelumnya yaitu discovery, dream dan design dan
merupakan awal dari terciptanya budaya belajar yang apresiatif yang
terus menerus. (Cooperrider dkk, 2005). Yang menjadi peran penting
dalam fase ini adalah kemampuan akan mengorganisir diri sendiri (self
organize), dimana self organize sendiri merupakan implementasi dari
pernyataan yang disusun dalam fase design yaitu pernyataan profokativ.
(Cooperrider dkk, 2005).
Prinsip Dasar Appreciative Inquiry
Pendekatan Appreciative inquiry
didasarkan pada beberapa prinsip dasar yang sudah berkembang sebelumnya.
Prinsip-prinsip ini terdiri delapan prinsip dasar yang sesuai dengan
semangat yang diusung oleh appreciative inquiry yaitu semangat menggali
pengalaman-pengalaman yang terbaik, yang ”menghidupkan”, yang
menggairahkan individu, organisasi dan komunitas. Prinsip-prinsip
tersebut adalah social constructionist, poetic principle, anticipatory
principle, positive principle, simultaneity principle
A. Prinsip Social Constructionist
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas,
social constructionist merupakan salah satu prinsip yang dipegang dalam
menggunakan pendekatan appreciative inquiry. Menurut Whitney, Diana dan
Amanda Toorsten Bloom (2003), mengacu pada prinsip social
constructionist kekuatan sebuah bahasa bukan sebagai alat individu, akan
tetapi lebih sebagai kendaraan bagi sebuah masyarakat untuk menciptakan
pengetahunannya dan membuat pemaknaan atau nilai. Sesuai dengan
pernyataan dari seorang psikolog social, Kenneth J. Gergen (dalam
Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003) “apa yang menjadi
pengetahuan di dunia tumbuh dari hubungan dan tertanam tidak hanya
berasal dari pemikiran individu akan tetapi juga dengan penafsiran atau
tradisi bersama”.
Penerapan social constructionist dalam
appreciative inquiry menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom
(2003), terdapat pada beberapa kegiatan appreciative inquiry yang memang
lebih mengedepankan dialog dalam setiap tahapan-tahapannya, seperti
menentukan topik afirmatif, wawancara appresiatif, sesi membentuk
pemaknaan, dialog impian, membuat pernyataan provokativ, dan menentukan
tindakan yang menginspirasi, intinya setiap tahapan dalam appreciative
inquiry memberikan kesempatan pada masyarakat yang dapat dilakukan
bersama-sama.
B. Prinsip Simultaneity
Mengacu pada pernyataan seorang terapis,
Marilee Goldberg (dalam Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003) “
momen untuk bertanya adalah juga momen untuk memilih, dan biasanya juga
sangat berpengaruh pada tindakan yang efektif dan perubahan yang
positif’. Lebih lanjut menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom
(2003), pertanyaan dapat menstimulasi ide, inovasi, dan penciptaan.
Pengetahuan baru, teori dan penciptaan seringkali berasal dari
pertanyaan-pertanyaan yang tidak biasa. Masih menurut Whitney, Diana dan
Amanda Toorsten Bloom (2003), bahwa sistem manusia –organisasi dan
masyarakat- bergerak menuju pada apa yang mereka pelajari, bertanya
tentang, menggali pada, dan mengeksplorasi dengan ketertarikan.
Penerapan prinsip simultan pada
appreciative inquiry terletak pada seni mengajukan pertanyaan, termasuk
di dalamnya menentukan kemungkinan yang afirmatif, dalam proses
discovery juga lebih ditekankan pada menyusun pertanyaan yang dapat
menceritakan tentang pengalaman-pengalaman terbaik, dan mengajukan
pertanyaan merupakan jantung dari pendekatan appreciative inquiry
(Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003, p.60).
C. Prinsip Poetic.
Untuk memahami tentang prinsip poetic,
David Cooperrider (2005) menggambarkan bahwa organisasi manusia adalah
sebuah buku yang terbuka, cerita tentang sebuah organisasi secara terus
menerus akan dituliskan. Lebih lanjut, David Cooperrider (2005)
menyatakan bahwa masa lalu, sekarang dan yang akan datang adalah sumber
yang tak akan pernah habis untuk belajar, insprasi ataupun intepretasi
(David Cooperrider, dkk, 2005 p. 8).
Penerapan psinsip ini dalam appreciative
inquiry terletak pada bahwa organisasi sebagai buku yang terbuka, yang
dapat ditulis secara terus menerus dengan cerita-cerita yang menarik,
karena kehidupan dalam masyarakat atau organisasi dapat diekspresikan
melalui cerita-cerita menarik, yang dituliskan oleh berbagai
stakeholders. Setiap individu akan membawa cerita yang berbeda,
intepretasi yang berbeda pula (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom,
2003).
D. Prinsip Anticipatory
Teorema yang mendasar tentang prinsip
anticipatory memandang bahwa kehidupan organisasi adalah gambaran
tentang panduan masa depan, yang mungkin bisa disebut dengan perilaku
tertentu dari organisme ataupun organisasi (David Cooperrider, 2005).
Hal yang serupa dikemukakan oleh Whitney, Diana dan Amanda Toorsten
Bloom (2003), prinsip anticipatory berpendapat bahwa gambaran tentang
masa depan akan memandu dan menginspirasi tindakan kita hari ini dan
penghargaan. Seorang sosiolog German Frederick Polak (dalam Whitney,
Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003). berpendapat bahwa gambaran
tentang masa depan akan dapat mempengaruhi tindakan dari berbagai level
dalam kehidupan sosial.
E. Prinsip Positif
Organisasi, sebagai kontruksi manusia,
adalah sistem afirmatif yang besar dan kemudian akan merespon kepada
pikiran yang positif dan pengetahuan yang positif (David Cooperrider,
dkk, 2005). Menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003),
pernyataan yang sederhana tentang prinsip positif ini adalah bahwa
pertanyaan positih akan mengarahkan ke arah perubahan yang positif.
Pernyataan yang positif mengeluarkan apa yang terbaik dalam masyarakat,
menginspirasikan tindakan positif, dan menciptakan kemungkinan akan masa
depan yang positif.
Menurut Whitney, Diana dan Amanda
Toorsten Bloom (2003), appreciative inquiry bukan berarti mencari apa
yang positif sebagai lawan dari yang negatif, atau yang baik sebagai
lawan dari yang buruk. Akan tetapi mencari tentang apa yang tekandung
dalam masyarakat yang menciptakan penampilan yang terbaik dan organisasi
yang luar biasa, apa yang menarik, dan berenergi, dan menginspirasi
pekerja, pelanggan, suppliers, dan masyarakat dalam organisasi (Whitney,
Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003. p 68).
Apa bila di tahapan 4D tadi salah satunya tidak ada, apakah masih bisa disebut tahapan dari appreciative inquiry?
BalasHapusNPM 0215101288
HapusHaiii Andika... Terimakasih atas pertanyaannya...
HapusJadi, jika di tahap 4D atau tahap Appreciative Inquiry ini salah satunya tidak ada menurut kelompok kami “masih termasuk dalam tahap tahap dari appreciative Inquiry atau 4D karena jika misalnya tahap dream tidak ada masih ada tahap tahap yang lain seperti : discovery, design dan destiny meskipun tidak lengkap tapi tetap disebut tahap tahapan dari Appreciative inquiry”
Misalkan Anda sebagai pemimpin perusahaan apresiasi seperti apa yg baik bagi karyawan Anda bila bekerja sangat baik? Jelaskan mengapa!
BalasHapusNama :Reza Prastiansyah
HapusNPM. :0215101321
Nama :Reza Prastiansyah
HapusNPM. :0215101321
Hai reza makasih sebelumnya udah kasih pertanyaan 🤗
HapusJadi apresiasi yang akan saya berikan kepada karyawan yang telah bekerja dengan baik seperti ini:
- Berikan pujian dalam bentuk apapun ketika karyawan melakukan tugas dengan baik. Identifikasi juga dengan spesifik hal apa yang membuat Anda mengagumi karyawan tersebut.
- Jangan lupa mengucapkan “terima kasih” jika karyawan telah selesai melakukan tugasnya. Perlu juga ketika kita menyuruhnya, diawali dengan kata “tolong” sehingga terkesan sopan. Lingkungan kerja yang mengedepankan kesopanan akan lebih diapresiasi karyawan.
- Pada kesempatan tertentu, kita bisa bertanya-tanya tentang keluarga,hobi, aktivitas di saat week-end atau acara-acara penting yang mereka hadiri.
- Jika memungkinkan, tawarkan waktu liburan yang fleksibel bagi karyawan. Jika workload-nya padat dan krusial, kita bisa menerbitkan kalender perusahaan sehingga karyawan dapat menyesuaikan waktu liburan mereka.
- Ketahui apa barang kesukaan karyawan. Pada kesempatan tertentu kita bisa memberikan hadiah kecil yang bermakna bagi karyawan.
- Berilah karyawan uang, jika kita mampu. Uang bisa diberikan sebagai bonus akhir tahun, bonus kehadiran dan bonus per kuarter. Uang bisa menjadi cara yang manis untuk berterima kasih kepada karyawan.
- Setiap orang menyukai makanan. Sekali-kali untuk merayakan ulang tahunnya, atau bahkan tanpa alasan sama sekali, ajak mereka makan di restoran dan biarkan mereka memilih restoran yang mereka sukai.
- Ciptakan sebuah tradisi yang “fun” di perusahaan. Misalnya dengan bertukar kado antar divisi, atau saling mentraktir di hari tertentu atau tradisi-tradisi menarik lainnya.
- Bawakan karyawan donat atau kue-kue dan makanan lain untuk menaikkan mood mereka. Terlebih lagi kue buatan sendiri, hal tersebut akan menjadi cara yang menjanjikan untuk menunjukkan penghargaan kepada karyawan.
- Terakhir, berikan peluang bagi karyawan. Bentuk peluang bisa bermacam-macam, mulai dari training, diikutkan untuk menjadi panitia dalam program kantor dan bahkan kesempatan untuk kenaikan jabatan.
appreciative inquiry kan artinya sebuah tindakan mengajak atau meningkatkan kualitas untuk membawa perubahan, nah pada jaman sekarang pemuda jaman sekatang yang memiliki sifat appreciative inquiry itu seharusnya melakukan hal positif apa untuk merubah negara ini?
BalasHapusHai Gean Fajar... Terimakasih atas pertanyaannya
HapusJadi kalo menurut kelompok kami , untuk merubah Negara bagi jaman sekarang ini ,pemuda pemuda jaman sekarang harus mengajak masyarakat indonesia melihat dari sisi baik negara ini ”karena banyak hal postif yang ada di negara ini” untuk membawa ke arah yang lebih baik ,karena hal positif yang dipikirkan pemuda dapat membangun negara ini untuk lebih maju
Tadi dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari adanya AI adalah untuk meningkatkan nilai, mungkin bisa diperjelas lagi substansi dari nilai yang seperti apa?
BalasHapusHai goran terimakasih telah bertanya🤗
HapusJadi maksudnya yaitu suatu tindakan yang diperbuat atau diberikan kepada seseorang yang telah memberikan sesuatu yang baik yang nantinya akan dapat kerubah dan mendorong seseorang tersebut menjadi lebih baik dan semangat berdasarkan pengalaman yang telah dia lakukan atau bisa juga karena berusaha mencari 'nilai' apa yang positif dari suatu peristiwa atau pengalaman,tanpa bersikap ahistoris dalam mendesain perubahan yang diinginkan, terutama perubahan 'nilai' dalam mencari kebaruan dan perubahan nilai dalam menjalani perubahan.
Strategi inquiry seperti apa yang paling baik untuk dilakukan?
BalasHapusMenurut kelompok kami strategi inquiry ini semuanya baik,tidak ada yang buruk karena strategi inquiry ini memberikan pelajaran pelajaran yang baik bagi seseorang. Tetapi jika dipilih salah satu yang paling baik, kelompok kami lebih memilih yang question yang artinya pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembukaan yang memancinh rasa ingin tahh siswa/seseorang akan suatu fenomena karena bagaimanapun seseorang yang bertanya akan mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak.
HapusSebagai pemimpin dalam memberikan apresiasi, Sebaiknya memberikan insentif yang sama atau berbeda jika karyawan baru dan karyawan senior memiliki prestasi kerja yang sama?
BalasHapusWelly Budianto (0215101055)
HapusDalam memberikan insentif tidak melihat dari karyawan baru/lama tetapi dalam memberikan insentif dilihat dari hasil kerjanya,apakah giat atau tidak dalam kerjanya. Jadi setiap karyawan pasti berbeda insentif nya
HapusDalam memberikan insentif tidak melihat dari karyawan baru/lama tetapi dalam memberikan insentif dilihat dari hasil kerjanya,apakah giat atau tidak dalam kerjanya. Jadi setiap karyawan pasti berbeda insentif nya
Hapus