Minggu, 29 Oktober 2017

Appreciative Inquiry (AI)

Nama Anggota :
Rima Meiryanti 0215101129
Selma Putri 0215101157
Veronica Yashinta Pratiwi 0215101184



Pengertian Appreciative Inquiry
Kata appreciative sendiri adalah kata yang memiliki dua makna sekaligus, bisa berarti sebuah tindakan untuk menghargai, atau bisa juga berarti tindakan untuk meningkatkan nilai. Mengacu pada pengertian yang diajukan diatas maka apresiatif adalah :
  1. Untuk mengakui atau menghargai apa yang terbaik dari orang lain, dan dunia di sekitar kita.
  2. Untuk merasakan apa saja faktor-faktor yang menghidupkan, memberikan kesehatan, vitalitas dan keunggulan dalam sistem manusia.
  3. Untuk menegaskan apa yang menjadi kekuatan masa kini dan lampau, kesuksesan dan potensial.
  4. Untuk meningkatkan nilai.
Apresiasi adalah tindakan dengan memberikan penghormatan, dengan memberikan penilaian dan dengan rasa terima kasih.
Inquiry sama dengan tindakan untuk mengeksplorasi atau tindakan untuk menemukan sesuatu. Semangat yang diusung oleh proses inquiry ini adalah semangat untuk belajar. Hal ini termasuk di dalamnya tindakan untuk mengajukan sebuah pertanyaan; menjadi terbuka untuk melihat potensi kemungkinan yang baru. Inquiry adalah proses belajar tidak hanya baik untuk organisasi saja, akan tetapi baik juga untuk individu.
Kekuatan yang dihasilkan dengan menggabungkan dua kata diatas appreciative dan inquiry menurut Diana Whitney (whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003, p.4)digambarkan seperti perpaduan antara elemen oksigen dan hidrogen yang mampu menghasilkan air yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, sama halnya dengan perpaduan antara kata appreciative dan inquiry yang akan menghasilkan kekuatan, ataupun efek percepatan dari perubahan sebuah organisasi ataupun individu kearah perubahan yang positif.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan appreciative inquiry memiliki 4 tahap yang harus dilalui untuk mencapai ke arah perubahan yang positif, 4 tahap tersebut seringkali dikenal dengan siklus 4-D yaitu discovery, dream, design dan destiny. Selain keempat tahap tersebut, terdapat pula satu tahap awal, yang harus dilalui dan tahap ini merupakan tahap kunci yaitu tahap pemilihan topik yang afirmatif, sebagaimana semangat yang diusung oleh appreciative inquiry yaitu semangat afirmatif dan mencari pengalaman yang terbaik yang terdapat di masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang.

Melihat besarnya dampak yang diberikan oleh appreciative inquiry membuat pendekatan ini dapat digunakan pada berbagai bidang, tidak hanya terbatas pada perubahan organisasi saja. Penerapan appreciative inquiry dapat dilakukan pada level apapun, mulai dari level individu, masyarakat, organisasi bahkan hingga secara global.

Tahapan-Tahapan Appreciative Inquiry
Sebagaimana yang disebutkan diatas, bahwa penerapan AI terdapat tahapan yang disebut dengan siklus 4-D. Tahapan-tahapan ini didasarkan pada ide tentang sistem manusia, sebagai individu, tim, organisasi ataupun anggota masyarakat selalu tumbuh dan berubah sesuai dengan apa yang mereka pelajari (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003). appreciative inquiry bekerja dengan berfokus pada yang menjadi potensi positif dari sebuah organisasi, atau yang disebut dengan positive core (inti positif), dan dari energi-energi positif tersebut dilepaskan untuk menjadi penggerak perubahan dalam upaya mencapai kesuksesan (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003, p.6). Hal ini adalah sifat dasar yang penting dari sebuah organisasi saat menjadi yang terbaik, orang dalam organisasi tersebut mengumpulkan harapan tentang kekuatan yang nampak maupun tidak nampak dari organisasi, kemampuan, sumber daya dan aset-aset.
Siklus 4-D digunakan untuk memfasilitasi penemuan-penemuan pengalaman atau hal-hal yang terbaik ataupun kekuatan, impian serta bagaimana kita dapat mewujudkan impian tersebut. Berikut ini adalah diagram dari proses 4-D dalam pendekatan apprecciative inquiry
Gambar 1. Siklus Appreciative Inquiry

A. Pemilihan Topik Affirmatif
Pemilihan topik yang affirmatif, digunakan agar tetap fokus dalam proses-proses siklus 4-D yang selanjutnya. Pemilihan topik yang teliti, mendalam, dan menginspirasi adaah sangat penting perannya, untuk mendefinisikan arah dari proses perubahan.
Kehidupan manusia berkembang seiring dengan apa yang mereka pelajari, menentukan topik yang dapat merangkai tujuan mau menjadi apa organisasi pada saat yang akan datang. ”Pemilihan topik yang afirmatif hendaknya fokus pada budaya organisasi yang meningkat, atau strategi dalam berhubungan” (whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003, p.132), tujuan dari pemilihan topik yang afirmatif adalah agar proses transformasi organisasi, baik itu meliputi budaya organisasi, maupun hubungan interpersonal dalam organisasi dapat fokus, topik afirmatif yang dimaksud adalah akan menjadi seperti apa budaya organisasi, hubungan interpersonal dalam sebuah organisasi pada saat yang akan datang. Terdapat empat karakteristik dalam sebuah topik, agar menjadi topik yang hebat:
  1. Topik adalah positif. Dinyatakan dalam bentuk yang afirmatif.
  2. Topik sangat diinginkan. Organisasi ingin tumbuh, berkembang dan meningkat.
  3. Topik merangsang belajar. Organisasi sesungguhnya sangat tertarik tentang dirinya sendiri, dan selalu ingin menjadi lebih berilmu pengetahuan dan cakap dalam bidangnya.
  4. Topik harus merangsang percakapan tentang keinginan-keinginan atau hasrat pada masa yang akan datang. Topik akan membawa kemana organisasi ingin pergi, dan menghubungkan dengan agenda perubahan organisasi.
Setelah menentukan topik atau fokus dari agenda perubahan sebuah organisasi atau komunitas, maka langkah selanjutnya adalah memasuki siklus 4-D dari appreciative inquiry, D yang pertama adalah discovery.

B. Discovery.
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menemukan dan menghargai hal-hal apa yang menghidupkan, menggairahkan individu pada pekerjaan dan organisasinya. Tahapan ini berfokus pada cerita atau narasi positif yang merefleksikan suatu moment pengalaman menarik terbaik pada level individu maupun organisasi (Dorieke Van Der Haar, 2002, p.53). Dalam tahap ini adalah menggali lebih dalam mengenai pengalaman – pengalaman yang terbaik yang telah dialami, pengalaman-pengalaman yang ”menghidupkan”, atau menggairahkan, serta menggali lagi lebih dalam faktor – faktor apa saja yang menyebabkan pengalaman tersebut terjadi, atau faktor – faktor yang menyebabkan keberhasilan.
Lebih lanjut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), menyebutkan terdapat beberapa tahapan dalam melakukan proses discovery, yaitu:
  1. Menyusun pertanyaan wawancara apresiatif.
  2. Mengembangkan panduan wawancara
  3. Menyusun rencana wawancara
  4. Mengkomunikasikan strategi inquiry.
  5. Melatih pewawancara.
  6. Melakukan wawancara apresiatif
  7. Menyebarkan cerita dan pengalaman terbaik.
  8. Memberi makna dan membuat peta inti kekuatan (positive core).
C. Dream
Setelah melakukan eksplorasi tentang kekuatan, pengalaman-pengalaman terbaik maka tahap D yang selanjutnya adalah membayangkan masa yang akan datang atau biasa disebut dengan Dream. Tahapan dream adalah mengajak organisasi atau masyarakat untuk memperkuat apa yang menjadi inti kekuatan (positive core) dengan membayangkan kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang yang telah dibangkitkan pada tahapan discovery (Cooperrider, dkk. 2005, p. 112).
Sebagaimana dalam prinsip antisipatory, bahwa sistem manusia bisa digambarkan seperti tumbuhan. Secara instingtif mereka akan tumbuh menuju apa yang disebut dengan ”cahaya”, dimana hal tersebut merupakan gambaran kolektif mereka tentang masa depan. (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003).

D. Design
Dalam fase Design pada appreciative inquiry merupakan kunci untuk meneruskan proses perubahan yang positif dan merupakan respon terhadap apa yang menjadi hal yang paling positif dari organisasi pada masa sebelumnya dan potensi tertingginya. (Cooperrider, dkk, 2005).
Tujuan dari disain organisasi adalah untuk memberikan bentuk ekspresi dari kreativitas manusia dan nilai, dan untuk merealisasikan aspirasi manusia. Disain organisasi merupakan ekspresi dari nilai yang diwujudkan melalui struktur, sistem, strategi, hubungan, aturan, kebijakan, prosedur, produk, dan pelayanan. (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom , 2003).

E. Destiny
Fase ini merupakan fase terakhir dalam fase 4-D pada appreciative inquiry, yang biasa disebut dengan fase destiny (seringkali disebut dengan delivery). Tujuan dari fase destiny ini adalah untuk memastikan bahwa dream atau apa yang menjadi impian bersama dapat direalisasikan. Fase destiny adalah representasi dari kesimpulan fase-fase sebelumnya yaitu discovery, dream dan design dan merupakan awal dari terciptanya budaya belajar yang apresiatif yang terus menerus. (Cooperrider dkk, 2005). Yang menjadi peran penting dalam fase ini adalah kemampuan akan mengorganisir diri sendiri (self organize), dimana self organize sendiri merupakan implementasi dari pernyataan yang disusun dalam fase design yaitu pernyataan profokativ. (Cooperrider dkk, 2005).

Prinsip Dasar Appreciative Inquiry
Pendekatan Appreciative inquiry didasarkan pada beberapa prinsip dasar yang sudah berkembang sebelumnya. Prinsip-prinsip ini terdiri delapan prinsip dasar yang sesuai dengan semangat yang diusung oleh appreciative inquiry yaitu semangat menggali pengalaman-pengalaman yang terbaik, yang ”menghidupkan”, yang menggairahkan individu, organisasi dan komunitas. Prinsip-prinsip tersebut adalah social constructionist, poetic principle, anticipatory principle, positive principle, simultaneity principle
A. Prinsip Social Constructionist
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, social constructionist merupakan salah satu prinsip yang dipegang dalam menggunakan pendekatan appreciative inquiry. Menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), mengacu pada prinsip social constructionist kekuatan sebuah bahasa bukan sebagai alat individu, akan tetapi lebih sebagai kendaraan bagi sebuah masyarakat untuk menciptakan pengetahunannya dan membuat pemaknaan atau nilai. Sesuai dengan pernyataan dari seorang psikolog social, Kenneth J. Gergen (dalam Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003) “apa yang menjadi pengetahuan di dunia tumbuh dari hubungan dan tertanam tidak hanya berasal dari pemikiran individu akan tetapi juga dengan penafsiran atau tradisi bersama”.
Penerapan social constructionist dalam appreciative inquiry menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), terdapat pada beberapa kegiatan appreciative inquiry yang memang lebih mengedepankan dialog dalam setiap tahapan-tahapannya, seperti menentukan topik afirmatif, wawancara appresiatif, sesi membentuk pemaknaan, dialog impian, membuat pernyataan provokativ, dan menentukan tindakan yang menginspirasi, intinya setiap tahapan dalam appreciative inquiry memberikan kesempatan pada masyarakat yang dapat dilakukan bersama-sama.
B. Prinsip Simultaneity
Mengacu pada pernyataan seorang terapis, Marilee Goldberg (dalam Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003) “ momen untuk bertanya adalah juga momen untuk memilih, dan biasanya juga sangat berpengaruh pada tindakan yang efektif dan perubahan yang positif’. Lebih lanjut menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), pertanyaan dapat menstimulasi ide, inovasi, dan penciptaan. Pengetahuan baru, teori dan penciptaan seringkali berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak biasa. Masih menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), bahwa sistem manusia –organisasi dan masyarakat- bergerak menuju pada apa yang mereka pelajari, bertanya tentang, menggali pada, dan mengeksplorasi dengan ketertarikan.
Penerapan prinsip simultan pada appreciative inquiry terletak pada seni mengajukan pertanyaan, termasuk di dalamnya menentukan kemungkinan yang afirmatif, dalam proses discovery juga lebih ditekankan pada menyusun pertanyaan yang dapat menceritakan tentang pengalaman-pengalaman terbaik, dan mengajukan pertanyaan merupakan jantung dari pendekatan appreciative inquiry (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003, p.60).
C. Prinsip Poetic.
Untuk memahami tentang prinsip poetic, David Cooperrider (2005) menggambarkan bahwa organisasi manusia adalah sebuah buku yang terbuka, cerita tentang sebuah organisasi secara terus menerus akan dituliskan. Lebih lanjut, David Cooperrider (2005) menyatakan bahwa masa lalu, sekarang dan yang akan datang adalah sumber yang tak akan pernah habis untuk belajar, insprasi ataupun intepretasi (David Cooperrider, dkk, 2005 p. 8).
Penerapan psinsip ini dalam appreciative inquiry terletak pada bahwa organisasi sebagai buku yang terbuka, yang dapat ditulis secara terus menerus dengan cerita-cerita yang menarik, karena kehidupan dalam masyarakat atau organisasi dapat diekspresikan melalui cerita-cerita menarik, yang dituliskan oleh berbagai stakeholders. Setiap individu akan membawa cerita yang berbeda, intepretasi yang berbeda pula (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003).
D. Prinsip Anticipatory
Teorema yang mendasar tentang prinsip anticipatory memandang bahwa kehidupan organisasi adalah gambaran tentang panduan masa depan, yang mungkin bisa disebut dengan perilaku tertentu dari organisme ataupun organisasi (David Cooperrider, 2005). Hal yang serupa dikemukakan oleh Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), prinsip anticipatory berpendapat bahwa gambaran tentang masa depan akan memandu dan menginspirasi tindakan kita hari ini dan penghargaan. Seorang sosiolog German Frederick Polak (dalam Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003). berpendapat bahwa gambaran tentang masa depan akan dapat mempengaruhi tindakan dari berbagai level dalam kehidupan sosial.
E. Prinsip Positif
Organisasi, sebagai kontruksi manusia, adalah sistem afirmatif yang besar dan kemudian akan merespon kepada pikiran yang positif dan pengetahuan yang positif (David Cooperrider, dkk, 2005). Menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), pernyataan yang sederhana tentang prinsip positif ini adalah bahwa pertanyaan positih akan mengarahkan ke arah perubahan yang positif. Pernyataan yang positif mengeluarkan apa yang terbaik dalam masyarakat, menginspirasikan tindakan positif, dan menciptakan kemungkinan akan masa depan yang positif.
Menurut Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom (2003), appreciative inquiry bukan berarti mencari apa yang positif sebagai lawan dari yang negatif, atau yang baik sebagai lawan dari yang buruk. Akan tetapi mencari tentang apa yang tekandung dalam masyarakat yang menciptakan penampilan yang terbaik dan organisasi yang luar biasa, apa yang menarik, dan berenergi, dan menginspirasi pekerja, pelanggan, suppliers, dan masyarakat dalam organisasi (Whitney, Diana dan Amanda Toorsten Bloom, 2003. p 68).

17 komentar:

  1. Apa bila di tahapan 4D tadi salah satunya tidak ada, apakah masih bisa disebut tahapan dari appreciative inquiry?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haiii Andika... Terimakasih atas pertanyaannya...

      Jadi, jika di tahap 4D atau tahap Appreciative Inquiry ini salah satunya tidak ada menurut kelompok kami “masih termasuk dalam tahap tahap dari appreciative Inquiry atau 4D karena jika misalnya tahap dream tidak ada masih ada tahap tahap yang lain seperti : discovery, design dan destiny meskipun tidak lengkap tapi tetap disebut tahap tahapan dari Appreciative inquiry”

      Hapus
  2. Misalkan Anda sebagai pemimpin perusahaan apresiasi seperti apa yg baik bagi karyawan Anda bila bekerja sangat baik? Jelaskan mengapa!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama :Reza Prastiansyah
      NPM. :0215101321

      Hapus
    2. Nama :Reza Prastiansyah
      NPM. :0215101321

      Hapus
    3. Hai reza makasih sebelumnya udah kasih pertanyaan 🤗

      Jadi apresiasi yang akan saya berikan kepada karyawan yang telah bekerja dengan baik seperti ini:
      - Berikan pujian dalam bentuk apapun ketika karyawan melakukan tugas dengan baik. Identifikasi juga dengan spesifik hal apa yang membuat Anda mengagumi karyawan tersebut.
      - Jangan lupa mengucapkan “terima kasih” jika karyawan telah selesai melakukan tugasnya. Perlu juga ketika kita menyuruhnya, diawali dengan kata “tolong” sehingga terkesan sopan. Lingkungan kerja yang mengedepankan kesopanan akan lebih diapresiasi karyawan.
      - Pada kesempatan tertentu, kita bisa bertanya-tanya tentang keluarga,hobi, aktivitas di saat week-end atau acara-acara penting yang mereka hadiri.
      - Jika memungkinkan, tawarkan waktu liburan yang fleksibel bagi karyawan. Jika workload-nya padat dan krusial, kita bisa menerbitkan kalender perusahaan sehingga karyawan dapat menyesuaikan waktu liburan mereka.
      - Ketahui apa barang kesukaan karyawan. Pada kesempatan tertentu kita bisa memberikan hadiah kecil yang bermakna bagi karyawan.
      - Berilah karyawan uang, jika kita mampu. Uang bisa diberikan sebagai bonus akhir tahun, bonus kehadiran dan bonus per kuarter. Uang bisa menjadi cara yang manis untuk berterima kasih kepada karyawan.
      - Setiap orang menyukai makanan. Sekali-kali untuk merayakan ulang tahunnya, atau bahkan tanpa alasan sama sekali, ajak mereka makan di restoran dan biarkan mereka memilih restoran yang mereka sukai.
      - Ciptakan sebuah tradisi yang “fun” di perusahaan. Misalnya dengan bertukar kado antar divisi, atau saling mentraktir di hari tertentu atau tradisi-tradisi menarik lainnya.
      - Bawakan karyawan donat atau kue-kue dan makanan lain untuk menaikkan mood mereka. Terlebih lagi kue buatan sendiri, hal tersebut akan menjadi cara yang menjanjikan untuk menunjukkan penghargaan kepada karyawan.
      - Terakhir, berikan peluang bagi karyawan. Bentuk peluang bisa bermacam-macam, mulai dari training, diikutkan untuk menjadi panitia dalam program kantor dan bahkan kesempatan untuk kenaikan jabatan.

      Hapus
  3. appreciative inquiry kan artinya sebuah tindakan mengajak atau meningkatkan kualitas untuk membawa perubahan, nah pada jaman sekarang pemuda jaman sekatang yang memiliki sifat appreciative inquiry itu seharusnya melakukan hal positif apa untuk merubah negara ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Gean Fajar... Terimakasih atas pertanyaannya

      Jadi kalo menurut kelompok kami , untuk merubah Negara bagi jaman sekarang ini ,pemuda pemuda jaman sekarang harus mengajak masyarakat indonesia melihat dari sisi baik negara ini ”karena banyak hal postif yang ada di negara ini” untuk membawa ke arah yang lebih baik ,karena hal positif yang dipikirkan pemuda dapat membangun negara ini untuk lebih maju

      Hapus
  4. Tadi dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari adanya AI adalah untuk meningkatkan nilai, mungkin bisa diperjelas lagi substansi dari nilai yang seperti apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai goran terimakasih telah bertanya🤗

      Jadi maksudnya yaitu suatu tindakan yang diperbuat atau diberikan kepada seseorang yang telah memberikan sesuatu yang baik yang nantinya akan dapat kerubah dan mendorong seseorang tersebut menjadi lebih baik dan semangat berdasarkan pengalaman yang telah dia lakukan atau bisa juga karena berusaha mencari 'nilai' apa yang positif dari suatu peristiwa atau pengalaman,tanpa bersikap ahistoris dalam mendesain perubahan yang diinginkan, terutama perubahan 'nilai' dalam mencari kebaruan dan perubahan nilai dalam menjalani perubahan.

      Hapus
  5. Strategi inquiry seperti apa yang paling baik untuk dilakukan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut kelompok kami strategi inquiry ini semuanya baik,tidak ada yang buruk karena strategi inquiry ini memberikan pelajaran pelajaran yang baik bagi seseorang. Tetapi jika dipilih salah satu yang paling baik, kelompok kami lebih memilih yang question yang artinya pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembukaan yang memancinh rasa ingin tahh siswa/seseorang akan suatu fenomena karena bagaimanapun seseorang yang bertanya akan mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak.

      Hapus
  6. Sebagai pemimpin dalam memberikan apresiasi, Sebaiknya memberikan insentif yang sama atau berbeda jika karyawan baru dan karyawan senior memiliki prestasi kerja yang sama?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Welly Budianto (0215101055)

      Hapus
    2. Dalam memberikan insentif tidak melihat dari karyawan baru/lama tetapi dalam memberikan insentif dilihat dari hasil kerjanya,apakah giat atau tidak dalam kerjanya. Jadi setiap karyawan pasti berbeda insentif nya

      Hapus
    3. Dalam memberikan insentif tidak melihat dari karyawan baru/lama tetapi dalam memberikan insentif dilihat dari hasil kerjanya,apakah giat atau tidak dalam kerjanya. Jadi setiap karyawan pasti berbeda insentif nya

      Hapus

Appreciative Inquiry (AI)

Nama Anggota : Rima Meiryanti 0215101129 Selma Putri 0215101157 Veronica Yashinta Pratiwi 0215101184 Pengertian Appreciative Inquir...